24 Mei 2009

JATUH CINTA

Cinta, memang tak pernah jenuh untuk dibicarakan. Selalu saja membesitkan senyum lebar dengan hati berbunga-bunga pada Ikhwan dan Akhwat yang membicarakan Cinta. Bila hati sedang berhias cinta, sejuta cara mampu menggambarkannya. Mulai dari sering bercermin padahal sebelum itu dia jarang bercermin, bibir yang selalu tersenyum walau berada di Susana genting sekalipun, perkataannya yang selalu romantis padahal sebelumnya selalu terdengar kasar, dan masih banyak pertanda lain yang tak mungkin dapat menutupi perasaan cinta.

Rasa ketertarikan memang sulit untuk dipungkiri apalagi dihindari, mulai dari sekedar kagum, beranjak menjadi suka, kemudian nyaman bila berada di sisinya, lalu berkembang menjadi rasa sayang, dan berubah dengan sendirinya menjadi rasa yang lebih sempurna, yaitu cinta.
Bila seseorang telah terjangkit virus merah jambu tersebut, seakan dunia hanya dipenuhi dengan keindahan, tak ada lagi yang berhak mengusiknya. Cinta memang rahmat dari Yang Maha Pengasih. Alhamdulillah…!!!

Namun bila rekan Syaitan telah ikut campur di dalamnya, hancurlah kita. Semua keindahan akan kesucian cinta berubah karena bisikan demi bisikan busuk yang terus dihembuskan ke telinga kita. Maka tidak mudah mencari cinta di kalangan kita (remaja) yang masih terbilang suci karena terlalu banyak cinta yang ternodai. Maka segeralah berdo’a kepada Allah SWT agar terhindar dari hal-hal tersebut.
“Yaa Allah, bila aku jatuh cinta. Aku ingin terbang secepat mungkin hingga syaitan tak sanggup hinggap”.

Islam tak pernah melarang ketertarikan seperti itu, karena ini adalah manusiawi.
Namun sangat disayangkan bila rasa seperti ini ternoda hanya karena keinginan menuruti hawa nafsu yang jelas-jelas merusak diri. Hal ini bisa dihindari dengan berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan si dia. Dekat tapi jangan terlalu dekat, cukup menyentuhnya dengan kata-kata yang menyentuh, jangan berikan kesempatan emas pada syaitan dengan kita hanya berdua bersama si dia. Ingat, bahwa ketertarikan atau cinta tak perlu harus dilampiasakan melalui konteks PACARAN, karena pacaran rentan sekali dengan pelampiasan Nafsu, walaupun saya yakin 1:100 ada yang melakukan pacaran dengan penuh kehati-hatian, dengan memandang islam masih di atas segalanya.
sekali lagi, cinta itu tidak harus di salurkan melalui hubungan pacaran, tanpa pacaranpun bisa, misalnya seperti saling mengingatkan pada kesabaran dan kebenaran, saling nasehat-menasehati dalam kebaikan atau mungkin sekedar menyelipkan si dia di setiap doa kebaikan yang kita panjatkan. Yakin aja, semua itu tidak ada ruginya kok kalau kita amalkan dengan sungguh-sungguh dan niat yang ikhlas, secara kitakan ada di jalan menuju kebaikan. Dan ingat bahwa Allah SWT itu Maha Melihat dan Maha Mengetahui, jadi tidak usah takut salah.
Semoga isi artikel singkat ini bermanfaat bagi kita semua, amien…!!!

bY : lienz_17


0 komentar:

Posting Komentar