Tangis ini….kembali memelukku. Menimbulkan sebercak embun tebal yang menutupi senyumku.
Engkau mungkin tak akan pernah tahu…ya, tak akan pernah tahu.
*******
“Yaa Allah”, lirihku dalam do’a yang merengkuhkanku seusai Isya’ malam itu. “aku takut, aku malu, aku juga sedih yaa Allah…. Apakah aku mencintainya adalah salah di hadapan-Mu ? kuharap jawabannya _tidak_. Sungguh, aku malu, aku malu jika harus menangis dihadapanMu karena ia. Ia yang kini mengikat rinduku seerat-eratnya. Aku malu yaa Allah, dengan tangis kecil yang amat berharga buatku ini, dengan rintihan pelan yang amat menggetarkanku ini, apakah aku salah jika mencintainya hingga seperti ini…..?”, perlahan ada sesuatu yang membuat pipi kananku basah, dan sedikit di pipi kiriku. Ya, aku menangis, lelaki yang begitu sulit menangis dihadapan Tuhannya ketika membawa segunung dosa. Aku menangis kawan, hanya karena ia, Astaghfirullahal’adzim. Kali ini aku benar-benar tak mengerti hatiku.
********
Engkau mungkin tak akan pernah tahu….ya, tak akan pernah tahu.
Aku menyukai warna yang kau suka, cokelat. Ku jadikan apa yang ku beli berdominan dengan warna itu. Jaketku, Case hp-ku, sandalku, hingga kaosku. Ku mulai menyukainya. Hahahaha, silakan tertawa kawan. Karena ini mungkin lucu….
Aku menyukai lagu yang kau suka, ku download lagu apa yang pernah kau ceritakan padaku, lalu ku dengarkan berulang kali, lalu berulang kali lagi, dan berulang kali lagi. Ku menyukainya.
Hari itu, aku begitu ingat, ketika selama 2 jam lebih ku berfikir akan dirimu setelah kupandangi wajah anggumu.
Di hari yang lain, ketika tak satu katapun kau kirimkan untukku, hanya kerinduan yang kurasakan menemaniku dalam setiap keresahanku tentangmu.
Hahahahahahhaha, LEBAY….LUCU….Atau apapun yang akan keluar dari mulutmu. Maaf kawan, karena aku hanya ingin merubah kegundahanku menjadi kekata yang berbaris tak beraturan.
*******
Dan Engkau mungkin tak akan pernah tahu….ya, tak akan pernah tahu. Sebelum kau membaca ini.
March, 07th 2011
Lienz_17
0 komentar:
Posting Komentar